DEMOCRACY ATAU DEMOCRAZY?
Oleh Dudih Sutrisman
Dunia
pada era modern ini mulai menggaungkan suatu sistem yang bernama Demokrasi,
sistem yang memberikan kebebasan pada warganegara untuk dapat berekspresi dan
bertindak sesuai dengan hati nuraninya. Apa itu Demokrasi?? Demokrasi adalah
suatu gagasan, pandangan hidup, yang memperhatikan kesamaan hak, kewajiban, dan
tingkah laku setiap warga bernegara. Disisi lain, demokrasi juga sering
diartikan sebagai suatu system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
Masih ingat dalam bayangan kita bagaimana dahulu
rakyat Indonesia merindukan akan suatu kebebasan saat sebuah rezim yang
didominasi militer dengan tindakan represifnya menguasai dunia politik
Indonesia dengan Labeling Orde Baru,
rakyat begitu berharap suatu saat akan dating masa kebebasan itu. Masa yang
ditunggu itu akhirnya tiba, 21 Mei 1998, pemerintahan rezim Orba akhirnya
runtuh oleh gerakan mahasiswa yang mewakili aspirasi rakyat yang menginginkan
kebebasan, rezim berganti, menyongsong sebuah era pengharapan bagi rakyat, atas
nama Reformasi semua sistem yang telah dibengkokkan diupayakan lurus kembali.
Pada masa itu, gerakan mahasiswa masih orisinil berada di garis terdepan
membela kepentingan rakyat tanpa pengaruh dari lembaga politik manapun yang memancing di air keruh. Namun kita tak
dapat menyangkal juga bahwa diantara para tokoh pergerakan mahasiswa pada era
reformasi kini atau saat ini mereka duduk di kursi empuk parlemen sebagai
anggota DPR/MPR RI dan beberapa diantara mereka malah tersandung kasus.
Parlemen
jalanan yang dianggap berhasil mengantarkan demokrasi ke Negara Indonesia kini
seolah-olah menjadi bunga harum yang selalu dicium oleh pemujanya. Atas nama
demokrasi, kini banyak yang melakukan upaya protes yang tak jarang malah
merugikan kepentingan orang banyak. Demonstrasi yang merupakan salah satu upaya
untuk mengemukakan pendapat dimuka umum yang notabene adalah salah satu poin
dalam hal yang dijamin oleh sistem demokrasi.
Yang
menjadi permasalahan saat ini, apakah upaya yang mereka lakukan masih atas
dasar idealismenya untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat tanpa adanya unsur
dan maksud terselubung dari apa yang mereka lakukan? Jawabannya sampai saat ini
belum menemukan kepastian namun hal itu patut menjadi bahan untuk perbincangan
beragam pihak dari berbagai unsur. Kita sering mengamati bahwa demonstrasi yang
mereka lakukan yang katanya “membela kepentingan rakyat yang tertindas” justru
malah mempersulit dan memperkeruh keadaan, bagaimana tidak, kita bisa lihat
baru-baru ini, bagaimana para demonstran melakukan aksinya dibarengi dengan
aksi anarkis yang merugikan kepentingan orang banyak. Apakah anarkis itu di
dukung oleh demokrasi? Jawabannya adalah tentu TIDAK, sebab dilihat dari segi
mana pun kita tidak akan melihat bahwa anarkis merupakan salah satu cara dalam
demokrasi. Jawaban yang menurut mereka disebutkan bahwa mereka menjadi anarkis
adalah karena adanya upaya represif dari pihak keamanan terhadap aksi yang
mereka lancarkan. Secara logika, pihak keamanan dalam hal ini adalah kepolisian
yang didukung oleh tenaga militer (TNI) tidak akan melakukan suatu tindakan
keras (yang menurut mereka Represif)
jika dari pihak demonstran sendiri tidak melakukan perbuatan yang akan berimbas
pada ketertiban umum, mereka akan bertindak keras jika aturan yang ada telah
dilanggar oleh pihak yang sedang melakukan demonstrasi.
Kita
pun kini sering melihat bahwa banyak oknum mahasiswa yang kini telah diracuni
oleh doktrin-doktrin dari pihak yang ingin mengambil keuntungan dari suara mahasiswa
yang selama ini dikenal vocal dan kritis. Sebagai sebuah kekuatan, keterlibatan
mahasiswa dalam upaya Reformasi pada 1998 silam merupakan salah satu buktinya.
Sebagai agent of change atau agen
perubahan, mahasiswa memang dituntut untuk kritis terhadap permasalahan social
yang muncul di sekitar kehidupan masyarakat namun disini telah terjadi
kesalahpahaman mengenai konsep demokrasi.
Melihat
karut marut wajah negeri ini yang segala hal kini mengatasnamakan Demokrasi,
kita haruslah meninjau ulang, demokrasi seperti apa yang ideal itu? Jangan
sampai alih-alih ,mengatasnamakan demokrasi atau Democracy malah Democrazy lah
yang terjadi.
Referensi :
Alfansuri, Hamdi.
Demokrasi atau Demonstrasi?. [online].
Tersedia:http://politik.kompasiana.com/2012/04/08/demokrasi-atau-demontrasi/
[9 April 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar