Jumat, 13 April 2012

DEMOCRACY ATAU DEMOCRAZY?

DEMOCRACY ATAU DEMOCRAZY?
Oleh Dudih Sutrisman

        Dunia pada era modern ini mulai menggaungkan suatu sistem yang bernama Demokrasi, sistem yang memberikan kebebasan pada warganegara untuk dapat berekspresi dan bertindak sesuai dengan hati nuraninya. Apa itu Demokrasi?? Demokrasi adalah suatu gagasan, pandangan hidup, yang memperhatikan kesamaan hak, kewajiban, dan tingkah laku setiap warga bernegara. Disisi lain, demokrasi juga sering diartikan sebagai suatu system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Masih ingat dalam bayangan kita bagaimana dahulu rakyat Indonesia merindukan akan suatu kebebasan saat sebuah rezim yang didominasi militer dengan tindakan represifnya menguasai dunia politik Indonesia dengan Labeling Orde Baru, rakyat begitu berharap suatu saat akan dating masa kebebasan itu. Masa yang ditunggu itu akhirnya tiba, 21 Mei 1998, pemerintahan rezim Orba akhirnya runtuh oleh gerakan mahasiswa yang mewakili aspirasi rakyat yang menginginkan kebebasan, rezim berganti, menyongsong sebuah era pengharapan bagi rakyat, atas nama Reformasi semua sistem yang telah dibengkokkan diupayakan lurus kembali. Pada masa itu, gerakan mahasiswa masih orisinil berada di garis terdepan membela kepentingan rakyat tanpa pengaruh dari lembaga politik manapun yang memancing di air keruh. Namun kita tak dapat menyangkal juga bahwa diantara para tokoh pergerakan mahasiswa pada era reformasi kini atau saat ini mereka duduk di kursi empuk parlemen sebagai anggota DPR/MPR RI dan beberapa diantara mereka malah tersandung kasus.
            Parlemen jalanan yang dianggap berhasil mengantarkan demokrasi ke Negara Indonesia kini seolah-olah menjadi bunga harum yang selalu dicium oleh pemujanya. Atas nama demokrasi, kini banyak yang melakukan upaya protes yang tak jarang malah merugikan kepentingan orang banyak. Demonstrasi yang merupakan salah satu upaya untuk mengemukakan pendapat dimuka umum yang notabene adalah salah satu poin dalam hal yang dijamin oleh sistem demokrasi.
        Yang menjadi permasalahan saat ini, apakah upaya yang mereka lakukan masih atas dasar idealismenya untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat tanpa adanya unsur dan maksud terselubung dari apa yang mereka lakukan? Jawabannya sampai saat ini belum menemukan kepastian namun hal itu patut menjadi bahan untuk perbincangan beragam pihak dari berbagai unsur. Kita sering mengamati bahwa demonstrasi yang mereka lakukan yang katanya “membela kepentingan rakyat yang tertindas” justru malah mempersulit dan memperkeruh keadaan, bagaimana tidak, kita bisa lihat baru-baru ini, bagaimana para demonstran melakukan aksinya dibarengi dengan aksi anarkis yang merugikan kepentingan orang banyak. Apakah anarkis itu di dukung oleh demokrasi? Jawabannya adalah tentu TIDAK, sebab dilihat dari segi mana pun kita tidak akan melihat bahwa anarkis merupakan salah satu cara dalam demokrasi. Jawaban yang menurut mereka disebutkan bahwa mereka menjadi anarkis adalah karena adanya upaya represif dari pihak keamanan terhadap aksi yang mereka lancarkan. Secara logika, pihak keamanan dalam hal ini adalah kepolisian yang didukung oleh tenaga militer (TNI) tidak akan melakukan suatu tindakan keras (yang menurut mereka Represif) jika dari pihak demonstran sendiri tidak melakukan perbuatan yang akan berimbas pada ketertiban umum, mereka akan bertindak keras jika aturan yang ada telah dilanggar oleh pihak yang sedang melakukan demonstrasi.
            Kita pun kini sering melihat bahwa banyak oknum mahasiswa yang kini telah diracuni oleh doktrin-doktrin dari pihak yang ingin mengambil keuntungan dari suara mahasiswa yang selama ini dikenal vocal dan kritis. Sebagai sebuah kekuatan, keterlibatan mahasiswa dalam upaya Reformasi pada 1998 silam merupakan salah satu buktinya. Sebagai agent of change atau agen perubahan, mahasiswa memang dituntut untuk kritis terhadap permasalahan social yang muncul di sekitar kehidupan masyarakat namun disini telah terjadi kesalahpahaman mengenai konsep demokrasi.
     Melihat karut marut wajah negeri ini yang segala hal kini mengatasnamakan Demokrasi, kita haruslah meninjau ulang, demokrasi seperti apa yang ideal itu? Jangan sampai alih-alih ,mengatasnamakan demokrasi atau Democracy malah Democrazy lah yang terjadi.

Referensi :
Alfansuri, Hamdi. Demokrasi atau Demonstrasi?. [online]. Tersedia:http://politik.kompasiana.com/2012/04/08/demokrasi-atau-demontrasi/ [9 April 2012]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar