Jumat, 04 Januari 2013

MEMBANGUN MASYARAKAT JASA SUMEDANG BERBASIS BUDAYA


Oleh Dudih Sutrisman
Kabupaten Sumedang, sebuah wilayah yang terletak di wilayah Priangan Timur yang masuk ke dalam teritorial Provinsi Jawa Barat memiliki warna tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Sumedang boleh dibilang adalah cikal bakal wilayah Provinsi Jawa Barat sekarang, bagaimana tidak, dalam sejarahnya Sumedang pernah memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat.
Dengan catatan sejarahnya itulah maka kultur budaya sunda melekat sebagai identitas masyarakat sumedang yang dimasa silam adalah pewaris kerajaan sunda. Konsep Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) yang digaungkan pemerintah daerah sumedang sudah sepantasnya mendapat apresiasi dari seluruh lapisan masyarakat. Konsep demikian sampai saat ini hanya berupa slogan dengan kegiatan formalitas semata, tidak dengan upaya aplikasi nyata dalam kultur kehidupan masyarakat sumedang.
Sumedang memiliki sejumlah tempat wisata andalan. Namun sayangnya, fasilitas dan infrastruktur yang ada diwilayah itu belum memadai dan fokus pemerintah belum maksimal ke sector wisata tersebut. Penyumbang pendapatan daerah terbesar sumedang disamping dari pajak juga didapat dari usaha pertambangan pasir yang marak di sejumlah wilayah sumedang utamanya di kaki gunung tampomas. Padahal dampak yang dihasilkan dari pertambangan itu juga cukup besar dan sistemik dimana sejumlah infrastruktur jalan di wilayah sumedang hancur akibat dilewati oleh truk-truk pasir dengan tonase yang melebihi batas kemampuan jalan tersebut dan masyarakat terganggu aktivitasnya akibat polusi tambang yang dihasilkan.
Hal demikian membuktikan bahwa konsep Sumedang Puseur Budaya Sunda belum diterapkan dalam kultur pembangunan di sumedang. Semestinya apabila benar-benar menyandang dan menjunjung tinggi budaya maka pembangunan yang ada selaras dengan pemeliharaan lingkungan alam bukan malah merusaknya. Bukti lain yang membuktikan ketidakkonsistenan pemerintah sumedang pada konsep itu adalah adanya pembangunan Saung Budaya Sumedang di Jatinangor yang pada awalnya dipersiapkan sebagai etalase budaya sumedang dimana disana akan ditampilkan beragam produk budaya sumedang. Sekarang saung itu malah bermetamorfosis menjadi wilayah komersial dengan beralih fungsi menjadi rumah makan dan sejenisnya.
Pembangunan jalan tol Cisumdawu yang melintasi wilayah Sumedang akan menjadi sebuah keuntungan tapi juga akan menjadi sebuah kerugian besar jika tidak diimbangi dengan kesiapan pembangunan di wilayah sumedang. Jalan tol tersebut pastinya akan mengurangi tingkat kepadatan kendaraan yang melintasi wilayah dalam kota sumedang, jika pemerintah sumedang tidak memiliki persiapan yang matang maka dapat dipastikan bahwa sumedang akan menjadi seperti kota mati.
Menurut penulis, tidak ada salahnya pemerintah sumedang melakukan inovasi terhadap konsep SPBS dengan benar-benar menerapkannya pada sector jasa pariwisata. Agar sumedang sumedang memperoleh keuntungan dari adanya jalan tol cisumdawu sudah selayaknya pemerintah memperhatikan sector pariwisata. Konsep wisatanya didesain sedemikian rupa sehingga nilai-nilai budaya sunda dapat ditampilkan pada wisatawan.
Tempat wisata di sumedang seperti kampong toga, nangorak, gunung kunci dan lain sebagainya baik itu wisata alam, wisata ziarah, wisata religi atau yang lainnya dikemas semenarik mungkin dengan dimaksimalkan pada sisi budayanya. Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah itu juga diberi penyuluhan dan pelatihan kepariwisataan dengan menekankan pada upaya penanaman sadar budaya sunda sehingga masyarakat di sana dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang datang dengan sikap karakter budaya sunda.
Pengembangan dan revitalisasi pariwisata sangat penting bagi sumedang, apabila sector pariwisata ini dikembangkan dengan baik maka akan menghasilkan lapangan kerja baru yang inovatif bagi masyarakat sumedang seperti lapangan kerja di bidang event organizer cultures, kerajinan tradisional, kesenian dan lain sebagainya. Dengan demikian konsep Sumedang Puseur Budaya Sunda akan menghasilkan Masyarakat Jasa Sumedang Berbasis Budaya. Tinggal niat dan progress dari pemda sumedang terhadap seperti ini yang akan mendukung dari aspek legalitas dan aspek lainnya.
Pembangunan jalan tol cisumdawu dan hajatan pilkada sumedang bisa dijadikan sebagai momentum untuk merealisasikan konsep sumedang puseur budaya sunda dengan menciptakan masyarakat sumedang yang maju dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur dari falsafah budaya sunda.


4 komentar:

  1. Anonim1/04/2013

    Sae tah saran-na. Mudah-mudahan wae atuh tiasa dugi ka gegeden Sumedang.
    Mung sapertosna mah henteu tiasa ngandelkeun gegeden (pajabat) Sumedang. Kedah aya pangrojong atanapi anu ngokojoan ti masarakatna...

    BalasHapus
    Balasan
    1. muhun mudah-mudahan dugi ka para gegeden sumedang, atanapi para calon bupati/wakil bupati.hhe....tah leres ku kituna mah, peran masyarakat oge saleresna mah penting pisan dina ngarojong pangwangunan di Sumedang, da nu paling ngarasakeun hasilna mah pan masyarakat... :)

      Hapus
  2. Haturnuhun janten nambihan sumanget kangge ngaguarna.. mangga urang kedah sasarengan.. sadaya pihak kedah terlibat jeung dilibat keun supados ngajantenkeun hasil anu maksimal kang.. rahayu

    BalasHapus
    Balasan
    1. sami-sami kang...hatur nuhun oge parantos diapresiasi...sumuhun kang, pelibatan sadaya unsur nu aya teh penting pisan pami urang hoyong ngawujudkan konsep SPBS dina gerak nyata nu nyentuh ka masarakatna, ngawujudkeun konsep masyarakat jasa nu berbasis budaya di sumedang...

      Hapus